Rabu, 06 Mei 2009

Filosofi Pendidikan dan Pendekatan Anak Usia Dini (PAUD)

Filosofi adalah ilmu untuk memahami semua hal yang timbul dalam hidup manusia, sedangkan filosofi pendidikan merupakan nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan secara filosofis yang menjiwai, dan mendasari dan memberikan identitas (karakteristik) suatu sistem pendidikan. Filosofi yang dianut hendaknya memenuhi syarat-syarat berfikir secara kritis, sistematis menyeluruh dan mendalam.

Filosofi pendidikan dijiwai dan didasari oleh Pancasila, serta UUD 1945 yang merupakan perwujudan jiwa dan nilai-nilai pancasila,

PAUD merupakan pembinaan yang ditujukan kepada anak usia dini melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan masuk sekolah dasar.

Dunia pendidikan anak usia dini dipelopori beberapa tokoh antara lain :

1. Martin Luther
Menekankan agar anak menggunakan sekolah sebagai sarana untuk belajar membaca.
2. John Amos Comenius
Comenius percaya bahwa pendidikan harus dimulai sejak dini
3. John Lock
Pencetus teori tabularasa (anak sebagai kertas putih)
4. JJ Rousseau
Mengadvokasi agar anak kembali ke alam
5. Reggia Emilia
Mengembangkan potensi individu anak dengan kegiatan bermain
6. Creative Play
Kurukulumnya difokuskan untuk mendorong dan mendukung kegiatan bermain anak.

Pembahasan

1. Pendekatan High Scope

Merupakan pendekatan yang melibatkan anak agar anak aktif atau CBSA, anak aktif belajar dan guru sebagai fasilitator (learning center teaching).Potensi yang dimiliki anak digali agar terlihat dalam pembelajaran di TK pendekatan ini sudah kita laksanakan dan dikurikulumnya pun sudah ada. indikator-indikator dalam kurikulum sudah mengarah pada pendekatan.

Contoh : dalam aspek

1. Seni = anak membentuk dengan plastisin
2. F/M = anak senam
3. Kognitif = anak melakukan eksperimen
4. Bahasa = anak melakukan sosiodrama
5. Pembiasaan = anak melakukan berdoa sebelum dan melakukan kegiatan

2. Pancasila sebagai Filosofi Pendidikan Nasional, lalu bantuan orang tua yang dapat diberikan agar anak dapat berkembang secara optimal yaitu :

a. Memberikan perhatian pada anak
b. Selalu menjalain komunikasi dengan anak
c. Membantu memberi materi/pembelajaran
d. Memberikan sarana dan prasarana pada anak
e. Orang tua aktif menjalin kerjasama dengan pihak sekolah/pendidik.

3. Pola Asuh Otoriter

Melaksanakan pendekatan bersifat dictator menonjolkan wibawa. Dalam pelaksanaannya pola asuh ini tidak berdiri sendiri. Tetapi dapat dikombinasikan seperti contoh pada kasus anak yang selalu membangkang, ringan tangan, menggangu teman-temannya, pola asuh yang dapat digunakan adalah pola asuh demokratis yang dikombinasikan dengan otoriter yakni sebelum kita melaksanakan pembelajaran kita membuat aturan-aturan yang dilakukan antara pendidik dan anak (demokratis) dan apabila peraturan tersebut dilanggar maka yang melanggar diberikan sanksi (otoriter). Dan sanksi yang dibuat dimusyawarahkan antara pendidik dan anak

sumber: http://arkandas.wordpress.com/

1 komentar:

  1. Kombinasi yang bagus antara pola asuh otoriter dengan pola asuh demokratis, bagi anak yang pembangkang misalnya. Saya bisa belajar banyak dari artikel anda.Tapi, kalau saya boleh tanya, dalam pola asuh otoriter hukuman semacam apa, yang tepat untuk diberikan, bila terkait dengan kombinasi pola asuh demokratis? Apakah hukumannya juga bersifat demokratis atau lebih mengarah ke otoriter?Terimakasih.

    BalasHapus